Sumenep | forumkota.com – Pada awal bulan Maret 2022 kemarin, publik di Kabupaten Sumenep disuguhkan sebuah berita kegiatan panen raya bawang merah di Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep yang digelar oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, S.H., M.H., dan jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Keris lainnya, seperti Wakapolres Sumenep, Kompol Palma Fitria Fahlevi, Dandim 0827/Sumenep, Letkol Inf Nur Cholis, A.Md, Eks Kejari Sumenep, Adi Tyogunawan, SH, MH, dan Kepala BPS Sumenep.
Namun kegiatan yang dihadiri langsung oleh orang nomer wahid di Kabupaten Sumenep tersebut saat ini dinilai telah jamak melukai perasaan insan tani di Kecamatan Rubaru.
Pasalnya, bawang merah yang merupakan milik petani lokal yang tidak tergabung di Kelompok Tani (Poktan) manapun di Desa Basoka tersebut telah dengan sengaja diklaim milik Poktan tertentu yang ada di Desa setempat.
Hal itu disampaikan langsung oleh warga yang tergabung di Poktan Desa Basoka yang menyebutkan jika lokasi yang ditempati panen raya bukanlah milik anggota Kelompok Tani Desa Basoka.
“Benni pak Benni anggota kelompok, genikah gun eyakoh andiknah kelompok polanah bebengah bhegus,” (Bukan pak itu bukan anggota kelompok tani, itu hanya diklaim milik kelompok karena kualitas bawangnya bagus),” demikian kata masyarakat Basoka yang identitasnya enggan dipublis media ini. Jum’at, 11 Maret 2022.
Parahnya, pria ini mengaku jika yang dipanen bupati dan kepala dinas serta para undangan itu bukanlah bawang merah hasil dari bibit bantuan yang diberikan pemerintah melalui DKPP Sumenep, melainkan bibit asli Desa Basoka yang pemiliknya pun tidak tergabung di Poktan desa setempat.
“Bunten benni, se epanen rikberiknah kruwah asli bibit Desa Basoka, Keng bik ketua-ketua kelompok kruwah eyako Makle eyalem bik bupati,” (Bukan, bawang yang dipanen kemarin, itu asli bibit desa Basoka, namun oleh para ketua Poktan diklaim milik Kelompok agar dapat simpati dari bupati),” tambahnya dengan nada penuh meyakinkan.
Sementara sampai berita ini diturunkan, awak media masih belum dapat akses untuk menghubungi para ketua Kelompok Tani di Desa Basoka.
Diberitakan Media Center sebelumnya pada Rabu ( 02/03 ) bahwa Panen bantuan bibit bawang merah melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kepada Kelompok Tani (Poktan) di Desa Basoka Kecamatan Rubaru ternyata membuahkan hasil, buktinya batuan bibit itu mampu menghasilkan panen ratusan ton bawang.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep, bantuan bibit bawang melalui Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2021 kepada Poktan sebanyak 33 ton dengan luas tanam 52 hektar.
Sementara hasil panen bawang merah dengan luas tanam 52 hektar yang sudah panen bawang seluas 43,76 hektar dengan menghasilkan bawang sebanyak 425 ton.
“Kami bangga karena Kelompok Tani di Desa Basoka berhasil melaksanakan panen bawang merah di musim hujan seperti ini dengan hasil yang bagus,” kata Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, SH, MH, di sela-sela Panen Raya Bawang Merah Bersama Petani di Desa Basoka Kecamatan Rubaru, Rabu (02/03/2022).
Tanaman bibit bawang merah oleh kelompok tani tidak hanya hasil panennya saja yang berlimpah, namun setelah masa panen itu terkait dengan harga jual bawang cukup baik, sehingga meski musim panen harganya tetap stabil.
“Para petani menyampaikan harga jual di tingkat petani pasca panen terendah Rp12.000,- hingga Rp13.000,- dan tertinggi sampai dengan Rp22.000,- hingga Rp24.000,- perkilogram, jadi dengan harga itu patut bersyukur,” tuturnya.
Bupati mengatakan, pemerintah daerah terus berupaya agar harga bawang merah tetap bagus terutama saat musim panen untuk meningkatkan perekonomian petani.
“Kami terus berusaha pada musim panen bawang merah mengantisipasi agar harganya tetap stabil atau tidak turun dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani,” terangnya.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Arif Firmanto, S.TP, M.Si, mengungkapkan, penjualan bawang merah hasil panen tidak hanya di Kabupaten Sumenep saja, namun juga dijual ke pasar di luar daerah.
“Hasil panen bawang merah ini banyak dijual ke Jawa seperti ke Surabaya dan Malang sehingga jangkauan penjualannya tidak hanya di Kabupaten Sumenep,” terangnya.
Hasil panen bawang merah hari ini adalah bibit bawang merah jenis varietas Rubaru atau lokal yang mempunyai kelebihan tahan penyakit meskipun para petani menanamnya saat musim penghujan (off seasons).
“Kami terus mengembangkan bibit bawang merah varietas Rubaru melalui bantuan dana dari pemerintah pusat, agar penanamannya bisa dilakukan di Kecamatan lainnya,” tandasnya.
Sedangkan salah seorang petani, Holilah mengaku hasil panen bawang merah kali ini sangat memuaskan, mengingat selain kualitas baik harga juga tergolong tinggi, yang tidak lepas dari perhatian Pemerintah Daerah dalam pengembangan bawang merah varietas lokal.
“Alhamdulillah, harganya sangat bagus jadi petani tidak merugi. Semoga musim panen selanjutnya hasil panen dan harga jualnya tetap bagus seperti saat ini,” pungkasnya.
Untuk diketahui, bantuan ini adalah anggaran dana pemerintah pusat tahun 2021 yang berasal dari program Upland. Bantuan ini untuk 52 hektar dengan jumlah bantuan 33 ton bibit yang dibagi kepada 26 kelompok tani di Desa Basoka, Kecamatan Rubaru. (Ndr/Bas)