Terungkap! Ada Indikasi Bagi-Bagi Kue Pada Program Pengadaan Seragam Batik ASN, Berikut Penjelasannya

Terungkap! Ada Indikasi Bagi-Bagi Kue Pada Program Pengadaan Seragam Batik ASN, Berikut Penjelasannya
Pengrajib Batik Tulis Khas Sumenep (Sumber: Harianjatim.com)

SUMENEP | Forumkota.com – Dalam rangka membangkitkan ekonomi para pengrajin batik tulis di Kabupaten Sumenep pasca dilanda pandemi Covid-19, Bupati Sumenep mengajak pengrajin batik di Kota Keris untuk membuat batik dengan motif tertentu.

Batik motif tertentu tersebut akan dijadikan sebagai bahan pakaian dinas atau seragam bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep.

Terungkap! Ada Indikasi Bagi-Bagi Kue Pada Program Pengadaan Seragam Batik ASN, Berikut Penjelasannya

” Kebijakan ASN memakai seragam batik produk lokal adalah sebagai wujud pemerintah daerah memulihkan perekonomian pengrajin batik yang lumpuh akibat wabah Covid-19,” kata Bupati, Selasa (05/07/2022) sebagaimana dikutip dari laman sumenepkab.go.id.

Kemudian Bupati Sumenep membuat Peraturan Bupati (Perbup) pakaian ASN seragam batik lokal yang digunakan setiap hari Kamis dan Jumat.

“Yang jelas, ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sumenep sekitar 9000 orang, sehingga dengan kebutuhan ribuan batik itu berefek positif kepada UMKM pengrajin batik, karena batik ini murni batik tulis,” terangnya.

Namun realisasi program mulia Bupati Sumenep tersebut disinyalir dijadikan lahan bagi-bagi kue atau keuntungan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Akibatnya, pengrajin batik tulis di Pakandangan Barat yang memproduksi seragam batik ASN mengeluh karena penghasilan yang didapat tak sesuai dengan keringat yang mereka keluarkan.

Aroma indikasi bagi-bagi kue dalam program pengadaan seragam batik ASN di lingkungkan Pemkab Sumenep ini terendus dari Junaidi, Ketua Koperasi yang mengakomodir hasil produksi seragam batik ASN.

Hal itu berawal saat kontributor media ini menyinggung soal Koperasi yang dipimpinya hanya mematok harga 135 ribu perpotong.

Sementara, harga dipasaran yakni kepada para ASN di lingkungan Pemkab Sumenep sebesar 190 ribu rupiah.

Junaidi menjelaskan, soal harga dipasaran atau harga ke ASN adalah urusan internal para marketing. Ia mengklaim jika hal tersebut dari awal semua angggota koperasi sudah menyepakatinya.

” Lalu kenapa kok baru sekarang ada anggota yang keberatan, munafik bukan? Kalau ada yang keberatan silahkan komplain marketnya, jangan saya,” ungkap Junaidi, Senin malam (07/03).

Saat ditanya alasan koperasi memakai marketing? Dan kenapa ketika marketing mengambil keuntungan besar perpotong koperasi diam saja?

Junaidi berdalih karena para marketing adalah pejuang yang menyelamatkan batik motif beddei terhindar dari kepunahan.

” Tanpa mereka yang berjuang para market dari awal batik ini sudah punah dan musnah. Siapa lagi? Pedagang yang ada itu sudah tidak peduli sama sekali. Yang pasti mereka para pedang lebih sadis lagi dalam mengambil keuntungan,” dalihnya.

Saat disinggung kembali kenapa sampai harus mengambil keuntungan 55 ribu perpotong? Kenapa tidak ambil keuntungan maksimal 20 ribu perpotong?

Kata Junaidi, marketing yang memasarkan kain batik seragam ASN motif beddei itu banyak bukan cuman satu orang. Keuntungan yang 55 ribu tersebut untuk dibagi-bagi kepada para marketing.

” Kamu tau itu ada berapa banyak orang yang bergabung? Dan mereka dapat berapaan. Yang saya tahu 55 itu untuk semua yang bergabung disana,” sergahnya.

Selain itu Junaidi juga mengklaim bahwa yang merancang dan mencari pasar batik motif beddei adalah mereka para marketing.

” Awalnya pasar gak ada. Dan mereka yang merancang dan cari pasar sehingga pasar itu ada sampai sekarang. Dan kita komitmen,” tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, satu pekan yang lalu, penghasilan UMKM pengrajin seragam batik Aparatur Sipil Negara (ASN) motif beddei di Kabupaten Sumenep sebesar 6 juta perbulan menjadi trending topik di Kota Keris ini.

Pasalnya, publik menilai jika penghasilan pengrajin seragam batik ASN motif beddei yang diberitakan telah tembus tiga kali lipat Upah Minimum Kabupaten (UMK) tersebut disangsikan kebenarannya.

Sebab, hasil penelusuran kontributor media ini, penghasilan pengrajin seragam batik ASN motif beddei tersebut tidak lebih dari Rp. 17.000 perpotong.

Berikut biaya produksi seragam batik ASN motif beddei yang berhasil dihimpun dari pengrajin:

– Kain 49.000 + Malan 7.000 + Pewarna Hitam 4.250 + Pewarna Merah 9.500 + WG 12.000, Total = Rp. 81.750

– Rengrengan/Buduen = 8.000 + Tembokan = 12.000 + Warna 1 = 2.000 + Warna 2 = 1.000 + WG 1 = 1.000 + WG 2 = 1.000 + Lorod 1 = 2.000 + Lorod 2 = 1.000, Total = Rp. 28.000

– Soda Abu = 1.000 + Gas = 1.000 + Air Soda = 2.000 + Kas Koperasi = 5.000, Total = Rp. 9.000

Total Biaya Produksi Kain Batik Seragam ASN Motif Beddei, 81.750 + 28.000 + 9.000 = Rp. 118.750

Harga Koperasi Rp. 135.000 – Rp. 118.750 = Rp. 16.250 (Keuntungan Pengrajin Batik Motif Beddei Per-potong).

Dilansir dari salah satu media televisi, pengrajin batik di Desa Pakandangan dalam 1 pekan hanya mampu memproduksi sebanyak 10 potong kain.

Berdasarkan data diatas, penghasilan pengrajin batik dalam 1 pekan berada diangka Rp. 160.250 dengan rincian 16.250 X 10 potong kain.

Meski demikian, Junaidi selaku Ketua Koperasi yang mengakomodir kain batik seragam ASN dari para pengrajin batik tulis di Desa Pakandangan Barat tetap bersikukuh jika pendapatan pengrajin telah mencapai 6 juta rupiah perbulan.

Dia mengklaim jika dalam 1 minggu penghasilan para pengrajin sudah mencapai 1,5 juta rupiah dengan hasil produksi 40 potong kain dalam satu pekan.

Namun anehnya, Junaidi menyebut jika kepastian dari keuntungan yang didapat oleh pengrajin batik motif Beddei perpotongnya itu tidak bisa diketahui orang lain.

” Keuntungan pasnya juga bisa kita dapat dari banyak sisi. Yang pasti orang lain tidak akan pernah tahu kecuali pengarajin,” Kata Junaidi, Kamis (09/02).

Saat ditanya apa benar biaya produksi batik motif Beddei sebesar Rp. 118.750 perpotong?

Pria yang mengaku sebagai penanggung jawab program pengadaan seragam ASN itu tidak mahu memberikan keterangan melalui chat aplikasi watshap.

Ia meminta kontributor media ini untuk turun ke lapangan bertemu dengan dirinya dan anggotanya dengan dalih supaya lebih jelas.

” Biar jelas, kamu ketemu saya dan anggota yang lain, datang ke Pakandangan,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan