( Rausi Samorano )
SUMENEP – Forumkota.com – Pagi-pagi setelah shalat subuh saya iseng buka Android (biasanya buka Quaran 😁🙏). Ada ribuan Percakapan di puluhan WAG yg ada di Hp saya. Dan seperti biasa saya tidak bisa baca satu-satu hanya WAG yang saya anggap penting dan perlu saja yang saya buka.
Karena dinamika internalnya yang dinamis dan “terbuka” atau WAG yang tidak terlalu ramai tapi “berkwalitas” walaupun sedikit urakan tapi tetap terarah, informatif dan sedikit menghibur.
Tapi ada beberapa chat pribadi yang masuk. Ada 3 chat yang isinya sama. Menanyakan “Siapa calon jadi Direktur Perusahaan Daerah (PD) Sumekar?” yang saat ini sedang proses rekrutmen dan sudah pada tahap Uji kepatutan dan Kelayakan (UKK) calon direksi.
Sesuai informasi yang saya baca di media online bahwa sudah ada 3 calon yang lolos seleksi administrstif dan verifikasi faktual sampai pada tahapan terakhir yaitu UKK.
Yang saya sedikit bingung kenapa nanya “calon jadi” Direktur BUMD ke saya. Apalagi ada yang menyebut “nama” seorang calon sebagai Kandidat Terkuat.
Mungkin mereka fikir saya bagian dari panitia, padahal tidak. Saya bukan panitia, saya juga bukan Tim penguji karena kabarnya penguji dilakukan oleh pihak ketiga yang diisi para pakar dari salah satu Perguruan Tinggi di Malang.
Hal ini untuk menjamin profesionalitas dan akuntabilitas proses rekrutmen.
Dalam diskusi dan beberapa komentator di WAG banyak yang menyebutkan bahwa Calon Jadi Direktur PD. Sumekar adalah pasti orang dekat Bupati. Begitukah ?
Saya mencoba tracing dari ketiga kandidat itu siapa yang paling “dekat” dengan Bupati.
Ternyata semua kandidat dekat dengan Bupati.
Kemudian kadar tingkat kedekatannya seperti apa? Saya tidak bisa menakar standar kedekatan itu. Karena saya sedikit faham bahwa “dekat” itu tidak selalu harus bertemu dengan Bupati tidak selalu harus bersama Bupati tidak selalu ditelepon oleh Bupati, jadi agak sulit menilai kwalitas kedekatan ini.
Intinya dari ketiga kandidat yang ada semua dekat tentu sesuai kadar kepentingannya masing-masing.
Saat ini PD Sumekar butuh pemimpin yang punya ghirah tinggi, punya loyalitas disamping kapabilitas.
PD Sumekar bisa menjadi BUMD besar dan produktif bahkan bisa menopang Pelayanan untuk masyarakat di satu sisi sesuai dengan salah satu fungsi Perumda dalam PP No. 54 Tahun 2017 tentang BUMD, sekaligus bisa menjadi penyangga PAD sebagai satu entitas bisnis yang tentunya juga berorientasi profit.
Sebahaimana amanah Perbup 64 Tahun 2018 PD Sumekar diberikan mandat untuk memgelola beberapa segmen bisnis yang prospektif yaitu.
1. Apotek
2. Properti
3. Percetakan
4. Jasa Traveling dan Pariwisata
5. Galvalum dan Pertokoan
6. Minyak dan Gas Bumi (Migas)
Ditambah yang secara lex specialis diatur dalam regulasi khusus yaitu pengelolaan pengadaan beras untuk ASN yang saat ini masih belum diekskusi secara maksimal.
Dengan jumlah hampir 6000 ASN di Kabupaten Sumenep ini adalah potensi besar sebagai incom dan sekaligus mendonkrak perekonomiam petani dan UMKM.
Dan potensi market lain yang sudah disiapkan untuk PD. SUMEKAR.
Ada yang nyeletuk di salah satu WAG, kenapa dari dulu yang jadi Direksi BUMD Selalu orangnya Bupati?
Ini pertanyaan Klise karena proses menjadi direksi BUMD adalah memang salah satu tahapan untuk menjadi “Orang”nya Bupati.
Direksi yang terpilih nanti adalah Jelas “orang”nya Bupati bukan orangnya Pak Fauzi secara pribadi tetapi Pak Fauzi sebagai Bupati yang secara aturan sebagai Pemegang Saham BUMD Perseroda dan Pemegang Modal dalam BUMD Perumda.
Ya….jadi Direksi adalah menjadi Orangnya Bupati yang Wajib menjalankan kepentingan sesuai dengan program Visi dan “kehendak” Bupati sebagai “Pemilik” dari BUMD itu.
Jangan salah bahwa Direksi BUMD itu sama dngan kepala OPD yaitu sama-sama menjadi “Orang”nya BUPATI dalam upaya pencapaian Visi-Misi Bupati.
Pun jika yang terpilih adalah benar-benar orangnya Bupati tak bisa hanya dianggap sebagai bagi-bagi jabatan politik ansih. Tetapi Bupati pasti menginginkan orang-orang yang kapable dan Loyal serta dapat dipercaya yang telah beliau tahu sepakterjang dan integritasnya .
Kalaupun toh misalnya murni unsur politis saja itupun gak ada masalah asal tidak salah dan tidak berbenturan dengan regulasi, Way Not?
Kondisi PD. Sumekar saat ini sedang Deklain dan butuh treatmen khusus butuh seorang pekerja keras, loyal dan harus punya “nyali”.
Kenapa harus bernyali? Karena kalau hanya orang pintar dan bahkan profesioanal saja jika tahu dan dihadapkan kepada kondisi PD. Sumekar saat ini belum tentu mau pun jika mau belum tentu mampu.
Mari kita support siapapun Direktur baru yang terpilih dan berikan kritik konstruktif demi menyelamatkan aset potensial milik Rakyat Sumenep ini. Bismillah Mengabdi.