Dunia Pers & Degradasi Moral Jurnalistik

Dunia Pers & Degradasi Moral Jurnalistik
Gatot Irawan, Pimpinan Redaksi Media Panjinasional.net

Forumkota.com | Memasuki Era Dunia Globalisasi sekarang kita kaum Pewarta dituntut membangun Literasi Dunia Pers, menata SDM dan Mainsite sebagai Pekerja Pers Profesional, termasuk peningkatan diri melewati krisis kesenjangan dunia pers guna menerapkan fungsi Digitalisasi sebagai tolok ukur profesi yang kita jalankan dalam menghadapi Degradasi Moral Jurnalistik.

Maksud Fungsi Digitalisasi

Wartawan yang juga sebagai Pewarta Publik dalam mencari memperoleh informasi hingga menjadikan berita tidak lepas dari keterkaitan fungsi informasi teknologi (IT), maka dunia IT alias Digitalisasi merupakan sarana dan peran media digital yang mendukung kinerja jurnalis, sehingga saat ini dunia Digital sangat menunjang keberlanjutan kinerja hingga proses pemberitaan bagi wartawan dan medianya yang dengan cepat bisa menayangkan produk Jurnalistiknya atas fungsi digital.

Dengan demikian setiap produk dan karya pemberitaan jurnalis (khususnya media online’red) tidak bisa lepas dari fungsi aktivitas digitalisasi hingga timbulnya istilah jejak digital.

Bayangkan saja, disamping pemahaman digitalisasi, saat ini kita sedang menghadapi dunia digital. Apapun program karya Literasi dan termasuk produk jurnalis yang tertuang di dunia maya dipastikan terdeteksi secara otomatis di ranah digital.

Media Pers Bagai Bidadari Mempesona Dunia Maya

Seperti yang kita ketahui, dalam area digital, Media Pers Online sekarang seakan seperti Wanita atau Bidadari tercantik dan sangat mempesona bagai magnet dunia yang menjadi incaran seluruh lembaga swasta hingga setingkat lembaga negara.

Globalisasi Digital menjadi ajang publikasi oleh berbagai perusahaan atau lembaga yang berlomba-lomba membuat media dengan tujuan sesuai kepentingannya, mulai pemasaran produk, penelitian ilmiah hingga program sosialisasi dan kain sebagainya.

Sedangkan Media Pers yang kebanyakan telah terafiliasi dengan Internet (Informasi Publik/Digitalisasi) kini telah terpapar oleh kepentingan, menayangkan artikelnya secara bebas.

Beranggapan, bahwa masyarakat berhak bicara menjadi alasan umum dan ingin menjadi bagian transformasi yang tak terkendali, diantara lahirnya kolom-kolom digital di berbagai Aplikasi berlatar Keterbukaan Publis, contoh; Facebook, Twitter, Instagram, Youtube dan lain-lainnya. Sehingga antara media beneran atau pribadi menjadi campur aduk di dunia Medsos yang seakan-akan saling melakukan info pemberitaan bergaya pers.

Degradasi Moral Jurnalistik

Dunia Pers, Wartawan dan Media Publik yang saat ini telah berbondong-bondong menjadikan dunia pers sebuah profesi, yang banyak di gandrungi oleh berbagai tingkatan masyarakat bawah hingga pejabat tinggi, sebab dianggapnya bahwa keberadaan Media dan Wartawan adalah Superior yang bisa dibuat untuk segala kepentingan. Artinya banyak media menjadi penumpang Undang-Undang Pers di ranah digital.

Dengan demikian wartawan maupun media pers kebanyakan belum bisa menerapkan independensi dan bentuk konsistensinya sebagai media publik, karena tidak didasari pemahaman tentang tugas-tugas pokok pers dan Etika Jurnalistik.

Penulisan pemberitaan wartawan terkesan menjadi lahan pesanan kepentingan diantaranya; Berita Release tanpa liputan. Berita Copas. Berita Asal Comot yang berkeliaran di Medsos maupun dari Group WhatsApp dan yang lebih parah berita pesanan dari pihak-pihak sebagai kepentingan memenangkan persaingan atau perkara untuk memperoleh dukungan publis.

Dari permasalahan fungsi media dan lahirnya wartawan yang belum terbangunnya Attitude serta SDM hingga pemahaman-pemahaman tugas kinerja pers membuat kaburnya arti pemahaman Marwah Pers, maka dari itu, diujung area globalisasi digital ini kita sudah kehilangan jati diri sebagai insan jurnalis yang tak lain sedang mengalami ketidak berimbangan Karakteristik Pers alias Degradasi Moral Pers.

Penulis: Gatot Irawan Pemerhati Pers. Ketua DPW AWDI Jatim dan Pimpinan Redaksi Media Panjinasional.

Example 325x300

Tinggalkan Balasan