VAKSIN: Kebutuhan, Kepentingan dan Tantangan

VAKSIN: Kebutuhan, Kepentingan dan Tantangan
Rausi Samorano. SH.,MH.,MM.

Sumenep | www.forumkota.com – Covid-19 secara ilmiah ada, dan Vaksin adalah salah satu cara meningkatkan imun yg secara ilmiah pula diakui memiliki kemampuan meningkatkan imun tubuh untuk melawan Virus Covid-19.

Covid-19 adalah peristiwa global dengan varian berbeda baik jenis, maupun cara penanganan dan tantangannya. Di Eropa, Negara sedikit sulit untuk menerapkan satu kebijakan yang terlalu intervensi ke dalam kehidupan masyarakat.

Satu misal tentang Karantina Wilayah, karena di Eropa demokrasi berjalan efektif dan Negara “hanya” sebagai pejaga malam dan fasilitator saja. Tapi urusan Vaksin di Eropa dengan sekejap sudah mampu memenuhi target vaksinasi, karena kesadaran umum dan pendidikan masyarakat eropa yang sudah tinggi.

Jadi mereka faham dan mengerti apa yg harus dilakukan dan bagaimana mereka harus berbuat demi kepentingan diri dan Negerinya.

Beda dengan Negeri totaliter seperti China dan Korea Utara tak perlu diperdebatkan, karena Negara punya kuasa mutlak dan total untuk mengatur bahkan menekan rakyatnya untuk menerapkan satu kebijakan, termasuk dalam soal vaksinasi dan penerapan Karantina Wilayah. Lalu Bagaimana dengan Indonesia? Campur aduk…!!!

Mayoritas masyarakat tahu dan faham bahwa Covid-19 itu ada, bahwa pandemi itu ada, bahwa penyakit itu penyeberannya luar biasa dan berbahaya. Masyarakat juga tahu bahwa penyakit yang berbahaya butuh penanganan khusus yang juga luar biasa Tapi kenapa banyak kendala? Hoax merajalela.

Ketidak percayaan terhadap Covid-19 telah terkontaminasi dengan kepentingan politik terhadap ketidak sukaanya kepada pemerintah dan pemimpin pemerintahan.

Kita harus akui bahwa politisasi vaksinasi itu mungkin ada, tapi urusan kita adalah urusan KEBUTUHAN, urusan politik uaksinasi adalah urusan lain. Urusan hidup mati adalah urusan Tuhan, tapi urusan usaha penyembuhan adalah urusan ikhtiar kemanusiaan.

Kita lokalisir dahulu ke persoalan vaksinasi di Sumenep. Sumenep beda dengan daerah lain di wilayah Madura. Corak dan karakter masyarakatnya berbeda, tentu cara memberikan satu kebijakan atas persoalan yang sama juga bisa tak sama.

Kabupaten Sumenep menjadi Kabupaten dengan prosentase vaksinasi yang rendah Nomer 3 dari bawah, ini tidak mudah butuh pendekatan dan cara-cara yang khusus dan uniq untuk menerapkan kebijakan vaksinasi dan memberikan pemahaman tentang pentingnya vaksinasi.

Pemangku kebijakan tentu tak gegabah, bisa saja Pemerintah Daerah menerapkan aturan yang cenderung represif demi menderek prosesntase vaksinasi agar dengan cepat sesuai target. Tapi hal itu tidak dilakukan, wong satu perintah vaksinasi persuasif saja diintrepretasi salah “Kecok Sapenah”.

Oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Sumenep tetap menerapkan cara2 Persuasif, Egalitaer dan Humanis. Meskipun juga dibumbui dengan beberapa insiden kecil kasuistik, itu biasa riak-riak kecil dinamika di lapangan.

Tantangannya dari berbagai sisi, dari massifnya gerakan penolakan dengan berdalil agama (Haram vaksin, Mengandung bahan mematikan untuk Muslim, Najis, dll) dan bahkan berita-berita Hoax disertai video editan yang cenderung ditelan mentah-mentah tanpa reserve oleh sebagian masyarakat menambah beban berat proses vakisnasi di bawah. Meskipun sudah dicounter dengan fatwa oleh lembaga dan tokoh-tokoh yang lebih kompeten dan kredible dalam bidang Agama.

Pemerintah dalam hal ini Bupati Sumenep tak urusan dengan soal pencitraan, tak urusan dengan kemauan, sebagian orang tak ngurus kebijakan populis yang hanya mau mengerek elektabilitasnya saja, itu tidak dia lakukan.

Dan penulis tahu sendiri dari diskusi-diskusi yang telah penulis lakukan sendiri dengan Bupati Sumenep. Beliau mau dengan proses vaksinasi Persuasif dan Humanis, dan itulah kenapa prosentase tidak langsung melesat naik, landai tapi pasti.

Persoalan kemudian ada sebagian tokoh mau memobilisir masyarakat untuk melakukan Demontrasi, ya monggo mawon itu hak menyampaikan pendapat dimuka umum yang dilindungi konstitusi.

Tapi coba tokoh-tokoh itu juga berdzikir dan berfikir bagaimana demi untuk kepentingan masyarakat agar terhindar dari pandemi Covid-19. Berikanlah solusi yang rasional dan realible agar vaksinasi berjalan sukses tanpa tekanan, tanpa hambatan dan dengan penuh kesadaran. Jika itu dilakukan Subhanallah antum tokoh panutan, kalau hanya menolak Vaksin, sono i’tikaf saja.

Penulis : Rausi Samorano. SH., MH., MM,(Orang Biasa Tinggal Di Desa)

Example 325x300

Tinggalkan Balasan