SUMENEP | Forumkota.com – Penetapan tersangka terhadap pengusaha property berinisial HS asal Kabupaten Sumenep oleh Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) beberapa waktu lalu rupanya semakin menarik perhatian publik.
Bahkan saat ini, sejumlah pejabat penting dilingkaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep dikabarkan panas dingin dan susah tidur dengan status HS yang sudah menjadi tersangka.
Pasalnya, beberapa pejabat penting di lingkungan Pemkab Sumenep yang bermoral buruk tersebut disinyalir ikut menikmati uang upeti kepada HS.
Kabar tersebut pertama kali dihembuskan oleh Fauzi As, aktivis senior Kota Keris. Dia secara blak-blakan membeberkan aliran uang milyaran rupiah hasil memeras HS yang sudah masuk ke kantong sejumlah oknum pejabat tinggi Pemkab Sumenep.
Bahkan mantan penguasa Kabupaten Sumenep pun juga tak luput disebut-sebut menikmati uang panas hasil dugaan pemerasan tersebut.
Terbaru, Owner Mami Muda ini membeberkan bahwa uang panas sebesar 1,650 milyar dari HS ini dibungkus dua tas kresek hitam dan diterima langsung oleh oknum pejabat tinggi Sumenep.
” Uang itu langsung diantar dan diterima oleh yang bersangkutan di rumahnya sekitar jam satu siang hari,” jelasnya.
Disinggung siapa yang mengantar dan menerima uang panas hasil pemerasan itu? Fauzi masih enggan membeberkan kepada pewarta.
” Itu nanti domainnya APH. Kita lihat saja siapa yang sakit perut yang makan uang sebanyak dua tas kresek hitam itu,” ungkapnya.
Jika dalam kasus HS yang terjadi pada zaman Soeharto Polda Jawa Timur masih melakukan penyidikan, maka di ujung penetapan HS sebagai tersangka ini akan banyak pejabat yang akan dilaporkan dalam kasus dugaan pemerasan.
” Iya baguslah ini kasus kadaluarsa yang terjadi di jaman Suharto dilanjut saja. Nanti kita laporkan juga soal beberapa pejabat Sumenep ini yang terlibat dalam dugaan Pemerasan,” imbuhnya.
Ketika ditanya ada kaitan apa antara HS dengan pejabat yang dimaksud? Hal itu menurut Bos Mami Muda ini, untuk sementara tidak perlu djelaskan.
” Yang terpenting pesannya sudah sampai,” jelasnya.
Di lain sisi, saat wartawan mengkonfirmasi pihak ADP (inisial) yang selalu disebut sebagai eksekutor dalam dugaan pemerasan terhadap HS mengatakan jika dirinya tidak mau menanggapi isu yang telah dihembuskan oleh Fauzi As.
” Tidak lah saya tidak mau menanggapi, biarlah sudah mas saya tidak mau menanggapi sudah, tidak mau menanggapi apa-apa sudah,” katanya.
Saat kembali disinggung soal uang dua tas kresek hitam berisi uang milyaran rupiah? Lagi-lagi ADP enggan untuk memberikan keterangan.
” Saya tidak mau komentar sudah mas, saya tidak mau komentar takut terjadi polemik lagi, maaf ya maaf,” tandasnya.