BeritaKesehatanPemerintahan

Kades Tambuko Pertanyakan Santunan Korban Campak: Warganya Tak Masuk Data, Ada Apa?

179
×

Kades Tambuko Pertanyakan Santunan Korban Campak: Warganya Tak Masuk Data, Ada Apa?

Sebarkan artikel ini
Kades Tambuko Pertanyakan Santunan Korban Campak: Warganya Tak Masuk Data, Ada Apa?

SUMENEP, Forumkota. Com– Pemberian santunan kematian bagi anak-anak yang meninggal akibat penyakit campak di Kabupaten Sumenep menjadi sorotan publik. Polemik muncul setelah muncul perbedaan antara data resmi pemerintah dan fakta yang ditemukan di lapangan, Sabtu (23/8/2025).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, tercatat 17 anak meninggal dunia akibat campak yang tersebar di sejumlah kecamatan.

“Sampai saat ini data kami masih 17. Jika ada informasi baru, akan kami cek kembali ke seluruh RSUD. Saat ini kami juga sedang mempersiapkan ORI (Outbreak Response Immunization),” kata Kepala Dinkes P2KB Kabupaten Sumenep, drg. Ellya Fardasah, Minggu (24/8/2025).

Ellya menjelaskan, laporan kasus kematian akibat campak berasal dari rumah sakit. Mekanismenya, RSUD melaporkan ke Dinkes, bukan melalui puskesmas. Setelah diverifikasi, data tersebut baru diteruskan kembali ke masing-masing puskesmas.

Namun, pernyataan itu menuai respons berbeda dari Kepala Desa Tambuko, Kecamatan Guluk-Guluk, Ilfiluhin, S.H. Ia menegaskan, salah satu warganya, Ika Atur Rohmah, meninggal dunia pada Juli lalu setelah didiagnosis menderita campak. Korban sempat mendapat perawatan di Puskesmas Guluk-Guluk sebelum dirujuk ke RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, tempat ia menghembuskan napas terakhir.

Yang disesalkan, nama korban tersebut tidak tercantum dalam daftar penerima santunan Rp10 juta per orang yang disalurkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kepada para ahli waris korban.

“Dari 17 korban yang disebutkan, sebenarnya ada juga dari Kecamatan Guluk-Guluk, yakni warga saya. Kebetulan keluarga almarhumah tergolong kurang mampu. Tetapi saat Bu Gubernur menyerahkan santunan, nama warga kami tidak ada. Saya jadi bertanya-tanya, apakah karena Guluk-Guluk ini jauh dari kota sehingga tidak diperhitungkan?” ujar Ilfiluhin kepada Forumkota. Com.

Ilfiluhin menegaskan, pihaknya tidak bermaksud menyalahkan siapa pun, namun meminta adanya kejelasan.

“Warga kami benar ada yang meninggal karena campak, tapi namanya tidak muncul dalam data resmi. Data yang akurat itu penting agar semua keluarga korban mendapat perhatian yang sama dari pemerintah,” tegasnya.

Ia juga berharap ada validasi ulang agar tidak ada masyarakat terdampak yang terlewat.

“Kami tidak ingin ada kesalahpahaman di masyarakat. Semua warga berhak mendapatkan perhatian yang adil,” tambahnya.

Di sisi lain, Kadinkes P2KB Kabupaten Sumenep saat dikonfirmasi ulang oleh media ini menegaskan bahwa berdasarkan data resmi, tidak ada laporan korban meninggal akibat campak dari Kecamatan Guluk-Guluk.

Tidak ada yg dari guluk2 data di kami,” ungkap kepala Dinkes P2KB, drg. Ellya Fardasah, saat dihubungi media ini. Minggu (24/8/2025) malam.

Dikutip dari Kompas.com, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur memberikan santunan kepada 17 korban meninggal akibat campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyebut santunan ini sebagai bentuk belasungkawa pemerintah terhadap para korban.

“Tanda duka cita kami, itu tadi kami menyampaikan santunan duka cita masing-masing Rp 10 juta,” kata Khofifah kepada Kompas.com, Sabtu (23/8/2025).

Tinggalkan Balasan