PemerintahanRegion

Ketua AWDI Sumenep Sebut Madura Culture Festival 2025 Jadi Ajang Mencari Isi Perut

169
×

Ketua AWDI Sumenep Sebut Madura Culture Festival 2025 Jadi Ajang Mencari Isi Perut

Sebarkan artikel ini

Ketua AWDI Sumenep Sebut Madura Culture Festival 2025 Jadi Ajang Mencari Isi Perut

Ketua AWDI Sumenep Sebut Madura Culture Festival 2025 Jadi Ajang Mencari Isi Perut

SUMENEP |Forumkota.com -Madura Culture Festival 2025 yang resmi ditutup pada Rabu (3/9/2025) malam, meninggalkan kontroversi. Festival yang menelan anggaran ratusan juta rupiah dari APBD serta sponsor swasta itu dinilai minim manfaat. Alih-alih memberdayakan UMKM, panitia justru menarik biaya sewa tenda jutaan rupiah dari peserta, sehingga memunculkan dugaan acara ini lebih menguntungkan panitia daripada masyarakat.

Tidak hanya bersumber dari APBD, diketahui event yang diklaim sebagai hura-hura terbesar di Madura itu rupanya juga mendapat berbagai dukungan sponsor, baik dari instansi dan perusahaan swasta seperti SKK Migas, Perbankan, hingga Perusahaan Rokok.

Hal tersebut dibenarkan oleh Novi, salah satu EO acara Sumenep Batik Festival yang merupakan bagian dari rangkaian Madura Culture Festival 2025, bahwa pihaknya mendapat dana dari APBD serta sejumlah sponsorship.

Ironinya, meskipun mendapat dukungan dana ratusan juta rupiah dari APBD, pihak penyelenggara atau EO masih menyewakan tenda kepada peserta yang ikut berpartisipasi pada kegiatan tersebut.

Alih-alih pemberdayaan UMKM, berdasarkan investigasi media ini, harga sewa tenda dimaksud bervariatif mulai dari Rp750 ribu hingga Rp1,5 Juta, dan yang paling mahal sebesar Rp2,5 Juta.

“Untuk APBD kita hanya kebagian Rp30 Juta. acara Madura Culture Festival ini semua Ogleng (Sugeng, red) yang ngatur, termasuk dana dari sponsor untuk acara kita,” terang Novi saat ditemui media ini.

Selain itu, ia juga tidak menampik jika acaranya mendapat sponsor dari perusahaan rokok yang nilainya puluhan juta rupiah, termasuk dari salah satu KKKS yang beroperasi di Sumenep yakni HCML.

“Dana dari HCML kita belum terima, masih di Ogleng. Infonya akan diberikan kalau sudah selesai acaranya,” pungkas Novi.

Ditempat terpisah, salah satu peserta UMKM yang enggan disebut namanya turut membenarkan bahwa dirinya harus membayar sewa tenda senilai Rp1,5 Juta untuk panitia selama 1 Minggu.

“Itu Sugeng yang ngordinir, untuk tahun depan kalau bisa gratis, kalau seperti ini yang kenyang panitia,” ucapnya singkat.

Mendengar permasalahan klasik yang terjadi pada pagelaran event Madura Culture Festval 2025 ini mantik Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI) Kabupaten Sumenep angkat bicara.

Menurut Ketua DPC AWDI Kabupaten Sumenep, Rakib, ratusan event yang digelar oleh Pemkab Sumenep melalui Disbudporapar sangat minim manfaat. Bahkan terkesan hanya menjadi proyek hura-hura yang dibiayai dari APBD.

“Event ini layaknya kegiatan seremonial dan terkesan menghamburkan uang, tidak ada manfaatnya sama sekali kepada masyarakat, Bupati harus evaluasi event ini, masak iya tenda ada labelnya Diskoperindag, Bank Jatim dan Bank BPRS masih disewakan kepada peserta, padahal pihak panitia itu hanya pinjam tidak sewa,” ujarnya, Jum’at (5/9).

Dengan lantang dirinya menuding, bahwasanya event Madura Culture Festival 2025 merupakan ajang mencari isi perut EO, beserta orang-orang yang berada dilingkaran penguasa.

“Mari kita buka-bukaan, siapa yang paling diuntungkan dari festival ini?, apakah masyarakat Sumenep ataukah panitia penyelenggara?,” katanya dengan nada kesal.

Untuk diketahui, hingga berita diterbitkan Pemkab Sumenep dan pihak-pihak lainnya belum berhasil diminta tanggapan secara resmi.

Tinggalkan Balasan