Mengurai Penghasilan Pengrajin Seragam Batik ASN di Sumenep, Berikut Rinciannya

Mengurai Penghasilan Pengrajin Seragam Batik ASN di Sumenep, Berikut Rinciannya
Pengrajin Batik Tulis (Sumber: AreaNews.id)

SUMENEP | Forumkota.com – Pengadaan seragam batik Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep merupakan salah satu program unggulan Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, SH., MH.

Program tersebut bertujuan untuk membangkitkan ekonomi para pengrajin batik tulis di Kabupaten Sumenep yang porak poranda akibat wabah Covid-19 selama 2 (dua) tahun terakhir.

Target dari program tersebut yakni supaya pendapatan dari para pengrajin batik tulis khas Sumenep minimal setara dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Sumenep.

Namun hasil penelusuran kontributor awak media ini, sejak program tersebut diluncurkan pendapatan dari para pengrajin disinyalir masih berada di bawah UMK Sumenep.

Hal itu lantaran Koperasi yang mengakomodir hasil produksi batik seragam ASN motif Beddei dari para pengrajin tersebut hanya mematok harga Rp. 135.000 perpotong.

Padahal batik motif Beddei tersebut dijual kepada para ASN di lingkungan Pemkab Sumenep sebesar Rp. 190.000 oleh oknum pengusaha batik ternama di Kota Keris ini.

Sementara biaya produksi batik motif Beddei perpotong kain diketahui sebesar Rp. 118.750.

Berikut biaya produksi seragam batik ASN motif beddei yang berhasil dihimpun dari pengrajin:

– Kain 49.000 + Malan 7.000 + Pewarna Hitam 4.250 + Pewarna Merah 9.500 + WG 12.000, Total = Rp. 81.750

– Rengrengan/Buduen = 8.000 + Tembokan = 12.000 + Warna 1 = 2.000 + Warna 2 = 1.000 + WG 1 = 1.000 + WG 2 = 1.000 + Lorod 1 = 2.000 + Lorod 2 = 1.000, Total = Rp. 28.000

– Soda Abu = 1.000 + Gas = 1.000 + Air Soda = 2.000 + Kas Koperasi = 5.000, Total = Rp. 9.000

Total Biaya Produksi Kain Batik Seragam ASN Motif Beddei, 81.750 + 28.000 + 9.000 = Rp. 118.750

Harga Koperasi Rp. 135.000 – Rp. 118.750 = Rp. 16.250 (Keuntungan Pengrajin Batik Motif Beddei Per-potong).

Dilansir dari salah satu media televisi, pengrajin batik di Desa Pakandangan dalam 1 pekan hanya mampu memproduksi sebanyak 10 potong kain.

Berdasarkan data diatas, penghasilan pengrajin batik dalam 1 pekan berada diangka Rp. 160.250 dengan rincian 16.250 X 10 potong kain batik.

Meski demikian, Junaidi selaku Ketua Koperasi yang mengakomodir kain batik seragam ASN dari para pengrajin batik tulis di Desa Pakandangan Barat tetap bersikukuh jika pendapatan pengrajin batik telah mencapai 6 juta rupiah perbulan.

Dia mengklaim jika dalam 1 minggu penghasilan para pengrajin sudah mencapai 1,5 juta rupiah dengan hasil produksi 40 potong kain dalam satu pekan.

Namun anehnya, Junaidi menyebut jika kepastian dari keuntungan yang didapat oleh pengrajin batik motif Beddei perpotongnya itu tidak bisa diketahui orang lain.

” Keuntungan pasnya juga bisa kita dapat dari banyak sisi. Yang pasti orang lain tidak akan pernah tahu kecuali pengarajin,” Kata Junaidi, Kamis (09/02).

Saat ditanya apa benar biaya produksi batik motif Beddei sebesar Rp. 118.750 perpotong?

Pria yang mengaku sebagai penanggung jawab program pengadaan seragam ASN itu tidak mahu memberikan keterangan melalui chat aplikasi watshap.

Ia meminta kontributor media ini untuk turun ke lapangan bertemu dengan dirinya dan anggotanya dengan dalih supaya lebih jelas.

” Biar jelas, kamu ketemu saya dan anggota yang lain, datang ke Pakandangan,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Junaidi mengakui soal ongkos pekerja RENGRENGAN seragam batik ASN motif Beddei per-potong kain sebesar Rp. 8000.

” 1 (satu) pekerja RENGRENGAN dalam satu hari rata-rata mampu menyelesaikan 5 potong kain. Satu pekerja tembokan jika disiplin waktu satu hari bisa 3 potong kain atau lebih,” ungkap Junaidi.
Saat kembali ditanya soal pendapatan dari pengrajin yang bekerja RENGRENGAN jika dikalkulasi dalam 1 bulan sebesar Rp 1.200.000., apakah cukup dibuat makan selama 1 bulan?
Namun sayang pria yang diketahui kakak kandung dari CEO PT Canteng Koneng ini terkesan enggan memberikan penjelasan kepada awak media.
” Silahkan kamu datang ke pekerja langsung biar tahu apa kata mereka tentang pekarjaan membatik yang sekarang dan yang sebelumnya,” ujarnya.
Karena masih penasaran soal biaya produksi batik motif beddei, awak media kembali mencoba melayangkan pertanyaan kepada Junaidi.
Sayang seribu sayang, pertanyaan awak media lagi-lagi tidak mendapat jawaban yang jelas.
Sang Ketua Koperasi yang rupawan itu malah menyuruh awak media untuk menemuinya secara langsung.”

Makanya kamu datang langsung temui saya biar jelas,” tukasnya. (Bersambung)

Example 325x300

Tinggalkan Balasan