Miris! Akses Pasar Rubaru Rusak Parah, Ketua LBH FORpKOT dan Aktivis Rubaru Sindir: “Apa Perlu Buka Donasi untuk Perbaikan Jalan?”

Miris! Akses Pasar Rubaru Rusak Parah, Ketua LBH FORpKOT dan Aktivis Rubaru Sindir: “Apa Perlu Buka Donasi untuk Perbaikan Jalan?”

Rubaru, Sumenep –  forumkota.com Di tengah aktivitas perdagangan yang padat dan kewajiban membayar retribusi harian, kondisi jalan area pasar Rubaru justru memprihatinkan. Jalanan berlubang, becek saat hujan, dan berdebu saat panas seakan menjadi pemandangan rutin yang tak kunjung tersentuh perbaikan.

 

Kondisi ini akhirnya menuai kritik keras dari Ketua LBH FORpKOT, Herman Wahyudi, SH, yang selama ini aktif mengawal persoalan publik di wilayah Kabupaten Sumenep. Ia menyebut ironi di balik pungutan karcis harian dengan infrastruktur yang nyaris tak layak pakai.

 

“Ini bukan sekadar jalan rusak biasa. Ini bentuk pengabaian. Pedagang bayar karcis setiap hari, tapi jalan ke pasar seperti masuk jalur off-road. Kalau begini terus, apa kami perlu buka open donasi untuk perbaikan jalan pasar?” tegas Herman saat ditemui di kantornya, Sabtu (28/6/2025).

 

Menurutnya, masalah ini tak bisa dianggap sepele karena menyangkut hak dasar masyarakat dalam mendapatkan akses ekonomi yang layak. Herman juga menilai Kepala pasar rubaru seolah menutup mata terhadap kondisi tersebut.

 

“Jangan hanya bisa menagih karcis, tapi abai terhadap tanggung jawab. Uang retribusi itu untuk apa sebenarnya?” tambahnya.

 

Senada dengan itu, sejumlah aktivis muda Rubaru juga mulai angkat suara. Mereka menyebut kerusakan jalan bukan hanya merugikan pedagang dan pembeli, tapi juga mencoreng wajah pelayanan publik di tingkat desa.

 

“Jalan ini bukan rusak kemarin sore, sudah lama dibiarkan. Mana tanggung jawab pengelola pasar” ujar salah satu aktivis yang enggan disebutkan namanya.

 

Apakah harus membuka open donasi supaya akses jalan di pasar rubaru bisa diperbaiki,

 

Pedangang di pasar Rubaru,yang menjual sembako, juga mengungkapkan kekesalannya.

 

“Lha wong bayar karcis tiap hari, mas. Tapi lihat jalanannya? Jualan jadi susah, yang datang sedikit, apalagi kalau musim hujan.”

 

Kondisi ini juga dikeluhkan oleh pembeli. Salah satunya, Ibu ibu dari Desa Karangnangka yang enggan di sebut namanya, mengaku enggan berbelanja ke Pasar Rubaru karena sulit aksesnya.

 

“Kalau hujan, motornya bisa nyungsep. Masa pasar kecamatan jalannya begini?” keluhnya.

 

Hingga berita ini diterbitkan, awak media belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari Kepala Pasar Rubaru. Upaya untuk menghubungi yang bersangkutan masih terkendala karena belum ditemukan nomor kontak resminya.

 

LBH FORpKOT dan beberapa Aktivis Rubaru berencana melayangkan surat resmi kepada Kepala pasar dan instansi teknis terkait untuk meminta transparansi pengelolaan retribusi pasar, sekaligus mendesak langkah perbaikan segera atas kerusakan jalan tersebut.

Example 325x300

Tinggalkan Balasan