Petani Tak Perlu Cemas, DKPP Sumenep Pastikan Ketersediaan Pupuk Subsidi Sampai Akhir Tahun Aman

Petani Tak Perlu Cemas, DKPP Sumenep Pastikan Ketersediaan Pupuk Subsidi Sampai Akhir Tahun Aman
Arif Firmanto, S.TP., M.Si., Kepala DKPP Sumenep

SUMENEP | Forumkota.com – Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Arof Firmanto, S.TP., M.Si., pastikan ketersediaan pupuk bersubsidi sampai akhir tahun 2022 tercukupi (aman).

Sehingga petani di Kabupaten berlambang kuda terbang ini tidak perlu cemas atau khawatir pupuk bersubsidi, khususnya pupuk urea akan mengalami kelangkaan.

Petani Tak Perlu Cemas, DKPP Sumenep Pastikan Ketersediaan Pupuk Subsidi Sampai Akhir Tahun Aman

Arif Firmanto, S.TP., M.Si., mengatakan bahwa stock ketersedian alokasi pupuk bersubsidi sampai akhir tahun 2022 ini masih aman. Yakni masih ada sebesar 3000 ton untuk 27 Kecamatan.

Apalagi kata dia, berdasarkan dosis rekomendasi dari badan penelitian dan pengembangan pertanian (Balitbangtan) Kementan RI, pupuk urea ini hanya kebutuhan dasar yang hanya butuh 50 kg/ha.

“ Jadi petani tidak perlu melakukan aksi borong atau bahkan menyimpan stock sampai dengan pemupukan ketiga, karena pada bulan 01 Januari 2023 sudah ada alokasi yang baru untuk tahun anggaran 2023,” pesannya

Kendati demikian, Kadis yang akrab disapa Arif ini menghimbau kepada petani yang belum bergabung di kelompok tani agar segera bergabung. Tujuannya agar mempunyai akses untuk mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah.

Karena, lanjut Arif, jika petani belum bergabung di kelompok tani, bisa dipastikan tidak akan memperoleh pupuk bersubsidi.

” Untuk mendapat pupuk bersubsidi petani tentu harus bergabung di kelompok tani, luasan maksimal 2 ha dan menyusun RDKK, dijamin pasti memperoleh pupuk bersubsidi,” jelasnya.

Selain itu, DKPP Sumenep saat ini juga telah mengatasi kekurangan kebutuhan pupuk yang dialami oleh petani di sejumlah daerah.

” DKPP Sumenep bersama distributor telah melakukan upaya intensif dengan melakukan Realokasi antar kecamatan sehingga ketersediaan Pupuk dibeberapa tempat di Kecamatan yang semula kosong atau alokasi menipis sudah ada alokasi tambahan,” ujarnya.

Alokasi tambahan tersebut meliputi, Ambunten 90 Ton, Lenteng 80 ton, Rubaru 70 ton, Saronggi 50 ton, Bluto 70 ton, Ganding 140 ton, Manding 20 ton, Pasongsongan 50 ton, Gulukguluk 65 ton serta kecamatan lainnya baik daratan maupun kepulauan.

Bahkan distributor juga telah melakukan tambahan penebusan 1.000 ton dalam upaya percepatan distribusi ke kios dan petani.

“ Namun jendalanya di Pupuk Indonesia (PI) terkait pengirimannya yang terlambat, sehingga di gudang penyangga tidak ada stock atau menipis yang berakibat pada distribusi ke petani menjadi telat,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan