SUMENEP | Forumkota.com – Kepolisian Sektor (Polsek) Arjasa, Pulau Kangean, Sumenep kembali mendapat sorotan setelah sebelumnya ramai di pemberitaan tentang dugaan jual-beli pasal dalam kasus narkoba.
Kali ini Polsek Arjasa disorot berkaitan dengan penangkapan Iksan, warga Desa Buddi, Kecamatan Arjasa, Sumenep atas kasus dugaan penyerobotan tanah.
Publik terkejut dengan penangkapan Iksan tersebut. Sebab, selama ini Iksan diketahui cukup konsen mendorong pengungkapan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Hamsan warga Desa Buddi, Kecamatan setempat.
Berdasarkan pengakuan Kapolsek Arjasa, Iksan resmi dilaporkan tanggal 24 Oktober 2022 lalu ke Polsek Arjasa, dan dilakukan penangkapan pada tanggal 29 Oktober 2022.
Cepatnya penanganan terhadap pelaporan Iksan ini dinilai publik janggal. Pasalnya, Iksan adalah orang yang selalu di depan dalam memberikan informasi penting tentang pengungkapan kasus pembunuhan Hamsan.
Dalam rekaman percakapan Iksan dengan Kepala Desa (Kades) Duko, dia mencurigai ada keterkaitan antara sunanto Kades buddi, dengan keterlibatan oknum Aparat Desa Buddi dalam kasus pembunuhan Hamsan.
Bahkan hasil wawancara wartawan dengan Sumber yang dipercaya, sebelum dibunuh, Hamsan diarak dan dibawa mampir ke rumah Kades Sunanto.
” Kades Sunanto ini mengatakan jangan sampai pihak sebelah tahu,” ujar sumber.
Informasi terkait Hamsan sebelum dibunuh diarak ke Rumah Kades Sunanto itu ternyata bukan lagi menjadi sebuah rahasia umum.
Sebab, sumber lain media ini mengatakan bahwa Kades Sunanto pernah bercerita kepada dirinya, sebelum dinyatakan hilang, Hamsan diarak dan berhenti di depan rumah Kades Sunanto.
” Kemudian, salah satu oknum Aparat Desa Buddi yang menjabat sebagai Kadus mampir di rumah Kades Sunanto dan menanyakan ini mau di apakan Bun (Kades)? Lalu Sunanto menjawab bawa pulang ke rumahnya saja,” ujar NR (inisial).
Sementara Kurniadi, SH., saat diskusi interaktif soal Polemik Pelaporan Fauzi Vs Kades Buddi ( Sunanto ) yang berlangsung di Kedai HK pada tanggal 12 November 2022 yang lalu menjelaskan bahwa Sunanto menunjuk dirinya sebagai penasehat hukum karena khawatir ditangkap oleh Polisi.
Hal itu juga dikuatkan oleh penjelasan polisi di Polres Sumenep berinisial R terhadap Kurniadi yang menyampaikan bahwa kasus pembunuhan Hamsan diduga dikondisikan oleh Pak Kepala Desa.
” Karena sakit kemudian memerintahkan perangkat desa untuk membunuh,” kata Kurniadi, SH.
Dalam kesempatan yang sama VA yang mengantarkan Kades Sunanto mencarikan Lawyer juga memberikan penegasan bahwa sunanto mencari pengacara karena khawatir terseret kasus pembunuhan Hamsan.
” Pada saat Kades Sunanto datang ke saya kondisinya dalam keadaan cemas. Dia khawatir terseret dalam kasus pembunuhan Hamsan yang tak lain adalah warganya sendiri,” kata VR.
Sementara Kades Sunanto saat dikonfirmasi membantah dengan keras tudingan dari VR bahwa dirinya saat datang kepada VR dalam kondisi cemas atau khawatir terseret dalam kasus pembunuhan terhadap Hamsan.
Ia mengatakan bahwa pada saat dirinya datang kepada VR dalam kondisi baik-baik saja.
” Nggak saya biasa saja,” ujarnya.
Selain itu Kades Sunanto juga membantah soal dirinya terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap Hamsan.
” Nggak ada kaitannya,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa dia menemui VR untuk meminta bantuan mencari pengacara bukan untuk dirinya tapi untuk seppupunya, AR (inisial) yang tak lain adalah salah satu tersangka kasus pembunuhan Hamsan.
” Saya menemui VR itu untuk minta bantuan mencarikan pengacara untuk sepupu saya itu (AR),” tandasnya.