Warga Rubaru Sumenep Kesulitan Gas LPG 3 Kg, Harga Tembus Rp25.000

Warga Rubaru Sumenep Kesulitan Gas LPG 3 Kg, Harga Tembus Rp25.000

Sumenep | forumkota.com – Masyarakat di Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, saat ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan gas LPG 3 kg bersubsidi.

 

Kelangkaan tabung gas yang juga dikenal sebagai “Gas Melon” ini menyebabkan masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan memasak sehari-hari.

 

Kelangkaan gas LPG 3 kg ini menyebabkan masyarakat harus mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan memasak mereka. Hal ini tentu saja menimbulkan kesulitan dan ketidaknyamanan bagi masyarakat.

 

Untuk mendapatkannya masyarakat harus keliling cukup jauh mencari gas LPG 3 Kg mulai jarak 5 kilometer hingga 7 Kilometer. Bahkan sampai lompat kabupaten.

 

Meskipun ada, harganya luar biasa melambung jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp. 18.000, pengecer menjual berkisar diangka Rp. 22.000 hingga Rp. 25.000 per tabung gas.

 

Salah seorang warga Desa Basoka kecamatan Rubaru,mengungkapkan keluh kesahnya pada media ini, dalam beberapa pekan terakhir ini masyarakat kelimpungan mendapatkan gas LPG 3 Kg bersubsidi, meski ada harganya sangat tidak memihak terhadap masyarakat kecil.

 

“Sulit sekali mendapatkan gas 3 kg bersubsidi padahal kami mau beli, meski ada harganya sampai 25 ribu rupiah,” ungkap Hasanah pada media ini. Senin (16/06/2025).

 

Muntaha berharap pemerintah dapat segera mengambil tindakan untuk mengatasi kelangkaan gas LPG 3 kg ini. Dengan demikian, masyarakat dapat kembali mendapatkan gas untuk kebutuhan memasak sehari-hari dengan mudah dan lancar.

 

Dirinya juga meminta Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Sumenep untuk tidak hanya turun di area dekat kota karena menurutnya, di kecamatan Rubaru hari ini benar-benar sulit mendapatkan gas melon tersebut meskipun ada harganya jauh di atas HET.

 

“Tolong kepada Kabag Perekonomian turun hari ini dan cek langsung ke kecamatan Rubaru, kalau perlu didampingi masyarakat kami siap turun bersama-sama kalau demi kelancaran kenapa tidak,” pungkasnya.

 

Diberitakan sebelumnya, Kepala Bagian Perekonomian Setda Sumenep, Dadang Dedy Iskandar, menegaskan bahwa tidak terjadi kelangkaan, melainkan peningkatan konsumsi masyarakat yang menciptakan kesan seolah-olah terjadi kekurangan.

 

“Bisa dikatakan ini bukan kelangkaan. Kami sudah turun langsung ke lapangan bersama tim, melakukan monitoring terhadap agen dan pangkalan. Di sana distribusi gas LPG 3 kg berjalan lancar,” ungkapnya, Selasa (10/06/2025).

 

Lonjakan permintaan disebutkan terjadi akibat meningkatnya kebutuhan rumah tangga selama hari besar dan libur panjang dalam beberapa pekan terakhir.

 

Biasanya masyarakat hanya membeli dua tabung, namun kini hingga empat tabung sekaligus.

 

Untuk mengantisipasi tingginya kebutuhan tersebut, Pemkab Sumenep telah mengajukan penambahan kuota fakultatif ke Pertamina.

 

Hasilnya, tambahan 3.000 tabung LPG 3 kg telah disetujui dan mulai disalurkan ke wilayah-wilayah terdampak.

 

“Kami pastikan penambahan kuota ini didistribusikan tepat sasaran, terutama kepada masyarakat kurang mampu. Kami terus mengingatkan agen dan sub agen agar tidak menjual ke pengecer dalam jumlah besar tanpa kontrol,” tegas Dadang.

 

Pemkab juga memperketat pengawasan di lapangan. Penjualan gas bersubsidi di atas HET akan ditindak tegas.

 

Saat ini, HET LPG 3 kg di wilayah daratan Sumenep ditetapkan sebesar Rp18.000 per tabung. Masyarakat diminta melapor jika menemukan pelanggaran, disertai bukti.

 

Selain itu, pengecer diingatkan untuk tidak membeli LPG lebih dari 25 hingga maksimal 50 tabung.

 

Jika melampaui jumlah tersebut, pengecer wajib meningkatkan statusnya menjadi pangkalan resmi, sesuai program “Satu Desa Satu Pangkalan” yang tengah digencarkan.

Example 325x300

Tinggalkan Balasan