Disinyalir Gara-Gara Bantuan Bibit Bawang Merah Jelek, Ketua Poktan di Desa Basoka Ngaku Dikomplain Anggotanya

Disinyalir Gara-Gara Bantuan Bibit Bawang Merah Jelek, Ketua Poktan di Desa Basoka Ngaku Dikomplain Anggotanya

Sumenep | forumkota.com – Polemik dugaan gagal panennya bantuan bibit bawang merah yang disalurkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep kepada puluhan Kelompok Tani (Poktan) di Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumemep, tampaknya mulai menjadi bola panas yang mengelinding liar.

Bantuan dari pemerintah pusat tahun 2021 yang berasal dari Program Upland dengan anggaran mencapai 4 miliar rupiah lebih dan telah diklaim sukses panen raya oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep tersebut diduga kuat berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi di lapangan.

Pasalnya, beberapa anggota Poktan di Desa Basoka yang menanam bantuan bibit bawang merah tersebut mengaku jika mereka panen raya hutang lantaran hasil panennya tidak cukup untuk mengembalikan modal yang telah dikelurkan untuk biaya penanaman bantuan bibit bawang merah tersebut.

Informasi gagal panennya bantuan bibit bawang merah yang ditanam oleh puluhan Poktan di Desa Basoka tersebut itu, saat ini diperkuat oleh pengakuan dari salah satu Ketua Poktan di Desa setempat, sebut saja Bunga yang mengaku jika bantuan bibit bawang yang diterima oleh dirinya dan anggota kelompoknya memang sudah rusak sebelum ditanam.

  Baca: Soal Bantuan Bibit Bawang Merah, Anggota Poktan di Desa Basoka Sebut Panen Raya Hutang

Bahkan ia juga mengaku jika banyak anggota kelompoknya yang komplain pada dirinya lantaran saat bibitnya ditanam mudah diserang penyakit, sehingga gagal untuk dipanen.

“Sama mas, bantuan bibit di kelompok saya juga rusak. Anggota saya banyak yang komplain karena hasil panennya tidak cukup untuk biaya penggarapan lahan dan untuk biaya ongkos pekerja dan biaya lain-lainnya,” demikian kata bunga dengan bahasa Madura, Sabtu (12/03).

Lebih jauh Bunga mengatakan, jika banyak tetangganya yang mengatakan jika dirinya hanya buang-buang uang menanam bantuan bibit bawang merah dari Pemkab Sumenep tersebut.

“Kalau saya dan anggota menanggung kerugian nanam bantuan bibit bawang ini. Karena hasilnya tidak sesuai dengan modal yang kami keluarkan,” ujarnya.

Selain itu, bunga juga bercerita jika awalnya kegiatan panen Raya Bawang Merah di Desa Basoka yang dihadiri oleh Bupati Sumenep dan jajaran Forpimda Kota Keris lainnya akan ditempatkan di lokasi tanaman bawang merah binaan kelompoknya.

“Karena tanaman bawang merah yang di kelompok saya terserang penyakit dan gagal panen, akhirnya dipindahkan ke lokasi lain,” tutupnya.

Sementara hingga berita ini diturunkan awak media belum mempunyai akses untuk konfirmasi kepada pihak ke-tiga dalam hal ini perusahaan ( CV – red ) yang memenangkan tendher pengadaan bibit bawang merah di bawah naungan DKPP Sumenep Tahun 2021.

Baca: Panen Raya Bawang Merah di Desa Basoka, Kecamatan Rubaru Diduga Hoax, Bupati Dikibulin?

Sebelumnya, beberapa warga Desa Basoka yang tergabung dalam Poktan di Desa setempat memaparkan jika kwalitas bantuan bibit bawang merah yang diterimanya sangat jelek dan busuk sebelum ditanam.

“Di sini per-anggota Poktan itu mendapat bantuan bibit bawang merah 25 Kg, namun sebelum ditanam bibitnya sudah banyak yang busuk. Sehingga yang ditanam oleh anggota Poktan itu cuman sisanya yang berkisar tinggal 5 kg, ada yang cuman tinggal 2 kg, dan bahkan ada yang busuk semuanya,” ujar warga Desa Basoka yang namanya tidak mau dipublihs oleh media ini dengan bahasa madura. Jum’at (11/03) di kediamnya.

Kendati ada yang masih bisa ditanam, lanjut sumber, tapi tumbuhnya susah (jarang-jarang) dan bahkan ada yang tidak tumbuh lantaran diserang/dimakan hama ulat.

“Kalau yang Kelompok Tani khususnya daerah sini semuanya gagal panen mas, ini benar bukan bohongan, tinggal hutangnya, serius tinggal hutangnya mas,” tambahnya dengan nada meyakinkan.

Karena, sambung sumber, meskipun kami bibitnya dibantu oleh Pemerintah, tapi kami kan harus mengeluarkan dana untuk membeli obat-obatan dan biaya penggarapan lahannya.

“Biaya obat-obatannya saja sudah jutaan belum biaya pengarapan lahan dan juga perawatannya. Sementara dari Poktan kami per-anggota hanya dapat bantuan bibit 25 Kg dan pupuk organik 50 Kg,” sambungnya.

“Kalau yang didatangin Bupati kemarin itu panen raya memang, hasil bawangnya besar-besar tapi bibit yang ditanam miliknya sendiri bukan bibit dari Poktan. Kalau kami bibit yang dari kelompok panen raya hutang mas bukan panen raya bawang,” tutupnya.

Hal senada juga disampaikan oleh JR (inisial) salah satu anggota Poktan lainnya di Desa Rubaru. Ia mengaku jika bantuan bibit bawang merah yang didapat dari kelompoknya banyak yang rusak dan kalau ditanam tumbuhnya jarang-jarang.

“Susah tumbuh bibitnya, saya kemarin cuman panen 1,5 kwintal. Padahal kalo lahan saya ditanami bibit seperti yang didatangi pak Bupati bisa sampai 5 kwintal hasil panennya,” ucap JF, Jum’at (17/03) di rumahnya.

Untuk diketahui, bantuan ini adalah anggaran dana pemerintah pusat tahun 2021 yang berasal dari program Upland. Bantuan ini untuk 52 hektar dengan jumlah bantuan 33 ton bibit yang dibagi kepada 26 kelompok tani di Desa Basoka, Kecamatan Rubaru. (Ndr/Bas)

Example 325x300

Tinggalkan Balasan