Soal Bantuan Bibit Bawang Merah, Anggota Poktan di Desa Basoka Sebut Panen Raya Hutang

Soal Bantuan Bibit Bawang Merah, Anggota Poktan di Desa Basoka Sebut Panen Raya Hutang

Sumenep | forumkota.com – Perihal bantuan bibit bawang merah yang berasal dari Program Upland yang disalurkan kepada puluhan Kelompok Tani (Poktan) di Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep Tahun 2021 kemarin, tampaknya mulai menjadi perhatian publik.

Salah satu program unggulan DKPP Sumenep yang digembar-gemborkan telah berhasil panen raya hingga mencapai ratusan ton bawang merah tersebut saat ini dinilai hoax oleh publik di Sumenep.

Pasalnya, bantuan bibit bawang merah yang ditanam oleh puluhan Kelompok Tani di Desa Basoka tersebut disinyalir gagal panen.

Baca:Ā Panen Raya Bawang Merah di Desa Basoka, Kecamatan Rubaru Diduga Hoax, Bupati Dikibulin?

Berdasarkan penuturan beberapa warga Desa Basoka yang tergabung dalam Poktan di Desa setempat menyampaikan, jika kwalitas bantuan bibit bawang merah yang diterimanya sangat jelek.

“Di sini per-anggota Poktan itu mendapat bantuan bibit bawang merah 25 Kg, namun sebelum ditanam bibitnya sudah banyak yang busuk. Sehingga yang ditanam oleh anggota Poktan itu cuman sisanya yang berkisar tinggal 5 kg, ada yang cuman tinggal 2 kg, dan bahkan ada yang busuk semuanya,” ujar warga Desa Basoka yang namanya tidak mau dipublihs oleh media ini dengan bahasa madura. Jum’at (11/03) di kediamnya.

Kendati ada yang masih bisa ditanam, lanjut sumber, tapi tumbuhnya susah (jarang-jarang) dan bahkan ada yang tidak tumbuh lantaran diserang/dimakan hama ulat.

“Kalau yang Kelompok Tani khususnya daerah sini semuanya gagal panen mas, ini benar bukan bohongan, tinggal hutangnya, serius tinggal hutangnya mas,” tambahnya dengan nada meyakinkan.

Karena, sambung sumber, meskipun kami bibitnya dibantu oleh Pemerintah, tapi kami kan harus mengeluarkan dana untuk membeli obat-obatan dan biaya penggarapan lahannya.

“Biaya obat-obatannya saja sudah jutaan belum biaya pengarapan lahan dan juga perawatannya. Sementara dari Poktan kami per-anggota hanya dapat bantuan bibit 25 Kg dan pupuk organik 50 Kg,” sambungnya.

“Kalau yang didatangin Bupati kemarin itu panen raya memang, hasil bawangnya besar-besar tapi bibit yang ditanam miliknya sendiri bukan bibit dari Poktan. Kalau kami bibit yang dari kelompok panen raya hutang mas bukan panen raya bawang,” tutupnya.

Hal senada juga disampaikan oleh JR (inisial) salah satu anggota Poktan lainnya di Desa Rubaru. Ia mengaku jika bantuan bibit bawang merah yang didapat dari kelompoknya banyak yang rusak dan kalau ditanam tumbuhnya jarang-jarang.

“Susah tumbuh bibitnya, saya kemarin cuman panen 1,5 kwintal. Padahal kalo lahan saya ditanami bibit seperti yang didatangi pak Bupati bisa sampai 5 kwintal hasil panennya,” ucap JF, Jum’at (17/03) di rumahnya.

Sementara hingga berita ini diturunkan, awak media masih belum mempunyai akses untuk meminta keterangan kepada para Ketua Poktan dan juga Ketua Gapoktan di Desa Rubaru, Kecamatan setempat.

Diberitakan sebelumnya, kegiatan panen raya bawang merah di Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep yang digelar oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep memantik respon keras dari warga setempat.

Pasalnya, kegiatan yang dihadiri langsung oleh orang nomer wahid di Kabupaten Sumenep tersebut dinilai telah jamak melukai perasaan insan tani di Kecamatan Rubaru.

Hal itu lantaran tanaman bawang merah yang merupakan milik petani lokal yang tidak tergabung di Kelompok Tani (Poktan) manapun di Desa Basoka telah dengan sengaja diklaim milik Poktan tertentu yang ada di Desa setempat.

Hal itu disampaikan langsung oleh warga yang tergabung di Poktan Desa Basoka yang menyebutkan jika lokasi yang ditempati panen raya bukanlah milik anggota Kelompok Tani (Poktan) di Desa Basoka.

ā€œBenni pak Benni anggota kelompok, genikah gun eyakoh andiknah kelompok polanah bebengah bhegus,ā€ (Bukan pak itu bukan anggota kelompok tani, itu hanya diklaim milik kelompok karena kualitas bawangnya bagus),ā€ demikian kata masyarakat Basoka yang identitasnya enggan dipublis media ini. Jum’at, 11 Maret 2022.

Parahnya, pria ini mengaku jika yang dipanen bupati dan kepala dinas serta para undangan itu bukanlah bawang merah hasil dari bibit bantuan yang diberikan pemerintah melalui DKPP Sumenep, melainkan bibit asli Desa Basoka yang pemiliknya pun tidak tergabung di Poktan desa setempat.

ā€œBunten benni, se epanen rikberiknah kruwah asli bibit Desa Basoka, Keng bik ketua-ketua kelompok kruwah eyako Makle eyalem bik bupati,ā€ (Bukan, bawang yang dipanen kemarin, itu asli bibit desa Basoka, namun oleh para ketua Poktan diklaim milik Kelompok agar dapat simpati dari bupati),ā€ tambahnya dengan nada penuh meyakinkan.

Untuk diketahui bersama, bantuan bibit bawang merah yang berasal dari program Upland Pemerinta Pusat tersebut di salurkan kepada 26 Poktan di Desa Rubaru.

Sementara anggaran untuk program tersebut mencapai 4 miliar lebih dengan leading sektor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Madura, Jawa Timur. (Ndr/Bas)

Example 325x300

Tinggalkan Balasan