Sumenep | forumkota.com – Polemik soal bantuan bibit bawang merah yang berasal dari program upland tahun 2021 di bawah nauangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Sumenep, Madura, Jawa Timur, mulai memantik respon dari berbagai kalangan.
Pasalnya, bantuan hibah bibit bawang merah yang disalurkan kepada puluhan Kelompok Tani (Poktan) di Desa Basoka, Kecamatan Rubaru yang memakan anggaran 4 miliard lebih tersebut diduga gagal panen.
Bahkan sejumlah petani bawang merah yang tergabung di beberapa Poktan di Desa Basoka sebagai penerima bantuan bibit bawang tersebut mengaku rugi lantaran tanaman bawang merahnya gagal dipanen.
Menyikapi fenomena tersebut, Pembina Aliansi Rakyat Menggugat (ARM), Fauzi As, selaku pemuda yang terlahir dan tumbuh dewasa di Desa Basoka mengaku geram dan menuding jika acara panen raya bawang merah yang digelar oleh DKPP Sumenep beberapa pekan yang lalu seakan-akan merayakan kegagalan petani bawang di Desa Basoka.
“Ditengah petani yang kesulitan karena bawangnya rusak, kalaupun ada yang panen dari bibit sendiri harganya anjlok, tapi justru DKPP Sumenep mengadakan acara Panen Raya di Basoka. Hal ini seolah merayakan kegagalan petani bawang di Basoka,” kata Fauzi.
Menurutnya, dirinya telah mempelajari persoalam bantuan bibit bawang tersebut dan hasilnya hanya menambah beban hutang bagi sebagian anggota Poktan. Karena bibitnya bermasalah sebelum ditanam.
“Tapi jika ada yang mau membantah, kami tantang untuk turun bersama ke Basoka. Dan kami sudah ketemu lebih dari 40 Orang dari beberapa anggota poktan di Basoka,” imbuhnya.
Selain itu, Owner Labatik.id ini, juga mengklaim telah menyiapkan hadiah sapi atau traktor untuk Kadis DKPP Sumenep yang dinilainya telah sukses menjalankan misinya sebagai juru lobi perihal sengketa Pilkades Matanair.
“Hadiah tersebut paling tidak bisa dihibahkan kepada petani di Basoka untuk membajak ladang supaya bisa nanam bawang lagi,” tandasnya. (Bas/Ndr)
